Obrolan sekitar Cilebut berbagi sambil ngopi...
Obrolan sekitar Cilebut, Cibinong, Citayam Bogor, perumahan, kesehatan, peluang usaha, opini, informasi..
Selasa, 13 Maret 2012
Kamus Blogger ( Blogger Glossary ) Dan Istilah IT
Ringkasan ini tidak tersedia. Harap
klik di sini untuk melihat postingan.
Senin, 12 Maret 2012
KRL Juga Tanggung Jawab Pemerintah Pusat
JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangunan kereta api, sarana, dan prasarana tidak dapat dilaksanakan hanya oleh operator kereta. Harus ada keterlibatan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua pemangku kepentingan. "Mundurnya target untuk mengangkut penumpang sejumlah 1,2 juta orang per hari ini disebabkan tidak ada komitmen dari pihak yang semestinya ikut memerhatikan dan membangun," kata anggota Ikatan Insan Perkeretaapian Indonesia, Hendrowijono, saat Diskusi Kereta Api Untuk Rakyat di Hotel Millennium, Jakarta, Senin (27/6/2011).
Target penumpang Jabodetabek sebesar 1,2 juta orang per hari sudah dilontarkan pada tahun 1999 dan dikembangkan menjadi 2 juta penumpang per hari pada tahun 2010. Namun, hal ini tidak pernah terwujud, bahkan hingga tahun ini saja angka penumpang kereta rel listrik (KRL) masih berkisar pada angka 400.000 orang per hari.
"Masyarakat sebenarnya lebih suka bepergian dengan kereta api. Namun sayangnya, kereta api masih belum mampu menjangkau semua sudut kota di Jabodetabek dan jumlah perjalanannya relatif sedikit," ungkap Hendro.
Menurut Hendro, perlu ada kesadaran nasional bahwa kereta api merupakan moda angkutan utama perkotaan dan jarak pendek sehingga yang mesti dikembangkan adalah jaringan kereta api, bukan jalan raya.
Tidak hanya itu, pemerintah harus tegas dalam masalah kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat. "Pertumbuhan jumlah bus besar juga harus dirangsang, jangan hanya kelas mikrolet. Ini agar masyarakat mau pindah ke angkutan umum," kata Hendro.
Perbaikan untuk moda transportasi kereta api sendiri harus melibatkan banyak pihak, seperti Kementerian BUMN sebagai pemilik PT KAI, Kementerian Pekerjaan Umum, Bappenas, Kementerian Perhubungan, dan tentu saja pemerintah daerah setempat.
Hendro berpendapat bahwa selama ini masyarakat tidak pernah bisa paham kenapa selalu terjadi kerusakan berulang pada sebuah sistem atau sinyal buruk pada KRL. Ini terjadi karena masyarakat juga tidak tahu bahwa pemerintah dan operator kurang mampu pada sistem persinyalan sumbangan vendor asing yang ternyata sudah 20 tahun tidak pernah diganti.
"Para ahli PT KAI berusaha untuk merekayasa agar sistem itu bisa tetap dioperasikan meskipun terseok-seok. Kalau sudah begini, pemerintah seharusnya turun tangan," ungkap Hendro.
Oleh karena itu, diperlukan komitmen bersama dari pihak yang memang bertanggung jawab agar pengoperasian moda transportasi ini dapat berjalan lancar dan mampu memenuhi target angkut penumpang. Dengan begitu, masyarakat juga dapat merasa nyaman untuk naik angkutan umum, khususnya KRL.
Target penumpang Jabodetabek sebesar 1,2 juta orang per hari sudah dilontarkan pada tahun 1999 dan dikembangkan menjadi 2 juta penumpang per hari pada tahun 2010. Namun, hal ini tidak pernah terwujud, bahkan hingga tahun ini saja angka penumpang kereta rel listrik (KRL) masih berkisar pada angka 400.000 orang per hari.
"Masyarakat sebenarnya lebih suka bepergian dengan kereta api. Namun sayangnya, kereta api masih belum mampu menjangkau semua sudut kota di Jabodetabek dan jumlah perjalanannya relatif sedikit," ungkap Hendro.
Menurut Hendro, perlu ada kesadaran nasional bahwa kereta api merupakan moda angkutan utama perkotaan dan jarak pendek sehingga yang mesti dikembangkan adalah jaringan kereta api, bukan jalan raya.
Tidak hanya itu, pemerintah harus tegas dalam masalah kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat. "Pertumbuhan jumlah bus besar juga harus dirangsang, jangan hanya kelas mikrolet. Ini agar masyarakat mau pindah ke angkutan umum," kata Hendro.
Perbaikan untuk moda transportasi kereta api sendiri harus melibatkan banyak pihak, seperti Kementerian BUMN sebagai pemilik PT KAI, Kementerian Pekerjaan Umum, Bappenas, Kementerian Perhubungan, dan tentu saja pemerintah daerah setempat.
Hendro berpendapat bahwa selama ini masyarakat tidak pernah bisa paham kenapa selalu terjadi kerusakan berulang pada sebuah sistem atau sinyal buruk pada KRL. Ini terjadi karena masyarakat juga tidak tahu bahwa pemerintah dan operator kurang mampu pada sistem persinyalan sumbangan vendor asing yang ternyata sudah 20 tahun tidak pernah diganti.
"Para ahli PT KAI berusaha untuk merekayasa agar sistem itu bisa tetap dioperasikan meskipun terseok-seok. Kalau sudah begini, pemerintah seharusnya turun tangan," ungkap Hendro.
Oleh karena itu, diperlukan komitmen bersama dari pihak yang memang bertanggung jawab agar pengoperasian moda transportasi ini dapat berjalan lancar dan mampu memenuhi target angkut penumpang. Dengan begitu, masyarakat juga dapat merasa nyaman untuk naik angkutan umum, khususnya KRL.
Penumpang Stasiun Cilebut Terus Tumbuh
BOGOR, KOMPAS.com - Pertumbuhan perumahan yang cukup pesat di sekitar Stasiun Cilebut di Kabupaten Bogor, turut mendorong pertumbuhan jumlah penumpang di stasiun yang melayani rute kereta rel listrik Bogor-Jakarta itu.
Menurut Kepala Stasiun Cilebut, Asep Dodi, di Cilebut, Rabu (3/8/2011), jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) dari Cilebut rata-rata 6.000-7.000 orang per hari. Sementara dalam sebulan jumlah penumpang bervariasi antara 170.000 hingga 180.000 jiwa, dengan penghasilan dari tiket Rp 700 juta hingga Rp 800 juta.
"Setelah Commuterline (nonekonomi) Juli, jumlah penumpang jadi 192.330 orang. Bulan sebelumnya masih 174.614 orang. Jumlah pendapatan juga naik jadi Rp 945 juta," katanya.
Dari arah Bogor, Stasiun Cilebut merupakan stasiun kedua setelah Stasiun Bogor. Stasiun ini diapit Stasiun Bogor dan Stasiun Bojong Gede.
Menurut Kepala Stasiun Cilebut, Asep Dodi, di Cilebut, Rabu (3/8/2011), jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) dari Cilebut rata-rata 6.000-7.000 orang per hari. Sementara dalam sebulan jumlah penumpang bervariasi antara 170.000 hingga 180.000 jiwa, dengan penghasilan dari tiket Rp 700 juta hingga Rp 800 juta.
"Setelah Commuterline (nonekonomi) Juli, jumlah penumpang jadi 192.330 orang. Bulan sebelumnya masih 174.614 orang. Jumlah pendapatan juga naik jadi Rp 945 juta," katanya.
Dari arah Bogor, Stasiun Cilebut merupakan stasiun kedua setelah Stasiun Bogor. Stasiun ini diapit Stasiun Bogor dan Stasiun Bojong Gede.
Minggu, 11 Maret 2012
Penumpang KRL terlantar akibat gangguan listrik
Jakarta (ANTARA News) - Ribuan penumpang kereta rel listrik (KRL) tujuan Jakarta-Bogor terlantar di sejumlah stasiun akibat gangguan listrik aliran atas antara Stasiun Cilebut dan Bogor, Selasa malam.
"Gangguan aliran atas kabel PLN di lintasan antara Stasiun Cilebut dan Bogor itu terjadi sejak pukul 20.51 WIB tapi kami tidak tahu pasti sebab terjadinya gangguan itu, kata Petugas Stasiun Depok Lama Muchliman.
Ia mengatakan, gangguan listrik tersebut menghambat perjalanan empat set KRL Komuter (satu set KRL memiliki delapan gerbong-red) dan satu set KRL Ekonomi di Stasiun Cilebut, Bojong Gede, Citayam dan Depok.
"Masing-masing ada satu set KRL yang terhambat perjalanannya di Stasiun Cilebut, Bojong Gede dan Citayam serta dua set KRL di Stasiun Depok," katanya.
Menurut Muchliman, setiap set KRL mampu mengangkut sedikitnya 600 orang penumpang. Petugas terkait berupaya mengatasi gangguan listrik aliran atas yang menyebabkan terhambatnya perjalanan lima KRL ke Stasiun Bogor itu.
"Untuk sementara, para penumpang rute Jakarta-Bogor hanya bisa sampai Cilebut. Mudah-mudahan upaya perbaikan tidak memakan waktu lama supaya perjalanan kereta bisa normal kembali," katanya.
Akibat gangguan listrik aliran atas Selasa malam ini, semua perjalanan KRL rute Jakarta-Bogor hanya sampai Stasiun Cilebut. "Dari Stasiun Cilebut, KRL kembali ke Jakarta," katanya.
KRL Jabodetabek yang melintasi sebanyak 67 stasiun dilaporkan mengangkut sedikitnya 400 ribu penumpang per hari.
"Gangguan aliran atas kabel PLN di lintasan antara Stasiun Cilebut dan Bogor itu terjadi sejak pukul 20.51 WIB tapi kami tidak tahu pasti sebab terjadinya gangguan itu, kata Petugas Stasiun Depok Lama Muchliman.
Ia mengatakan, gangguan listrik tersebut menghambat perjalanan empat set KRL Komuter (satu set KRL memiliki delapan gerbong-red) dan satu set KRL Ekonomi di Stasiun Cilebut, Bojong Gede, Citayam dan Depok.
"Masing-masing ada satu set KRL yang terhambat perjalanannya di Stasiun Cilebut, Bojong Gede dan Citayam serta dua set KRL di Stasiun Depok," katanya.
Menurut Muchliman, setiap set KRL mampu mengangkut sedikitnya 600 orang penumpang. Petugas terkait berupaya mengatasi gangguan listrik aliran atas yang menyebabkan terhambatnya perjalanan lima KRL ke Stasiun Bogor itu.
"Untuk sementara, para penumpang rute Jakarta-Bogor hanya bisa sampai Cilebut. Mudah-mudahan upaya perbaikan tidak memakan waktu lama supaya perjalanan kereta bisa normal kembali," katanya.
Akibat gangguan listrik aliran atas Selasa malam ini, semua perjalanan KRL rute Jakarta-Bogor hanya sampai Stasiun Cilebut. "Dari Stasiun Cilebut, KRL kembali ke Jakarta," katanya.
KRL Jabodetabek yang melintasi sebanyak 67 stasiun dilaporkan mengangkut sedikitnya 400 ribu penumpang per hari.
Kejahatan Lewat Kartu Nama
Seorang pria menghampiri seorang wanita yang sedang mengisi bensin dan menawarkan jasanya sebagai pengecat serta memberikan kartu namanya. Wanita itu menolaknya namun menerima kartu nama tersebut karena sopan santun. Pria tersebut kemudian masuk ke sebuah mobil yang dikemudikan pria lain. Pada saat wanita itu meninggalkan pompa bensin, dia melihat bahwa pria tersebut juga meninggalkan pompa bensin tersebut pada saat yang bersamaan.
Hampir seketika, wanita tersebut merasa pusing dan kesulitan untuk bernapas. Dia mencoba untuk membuka jendela mobil dan kemudian menyadari bahwa bau tersebut berasal dari tangannya. Tangan yang sama dengan tangan yang ia gunakan pada saat menerima kartu nama dari pria di Pom Bensin tersebut.
Wanita tersebut menyadari bahwa pria di pom bensin tersebut berada tepat di belakang mobilnya dan ia merasa harus melakukan sesuatu pada saat itu juga. Wanita itu kemudian menepi ke jalan masuk rumah yang pertama ia temui dan memencet klakson mobilnya berulang-ulang untuk meminta tolong. Laki-laki yang membuntuti wanita tersebut kemudian melarikan diri tapi wanita tersebut masih merasa sangat pusing setelah beberapa menit sampai akhirnya dia dapat bernapas dengan normal. Sepertinya ada sesuatu yang terdapat pada kartu nama tersebut yang dapat menyakitinya.
Obat ini disebut dengan “Burun Danga” dan ini digunakan oleh orang yang ingin melumpuhkan korbannya untuk mencuri dari korban tersebut atau memanfaatkannya.
Obat ini empat kali lipat lebih ampuh dari date rape drug (sorry ga ketemu terjemahan yang pas) dan dapat ditransfer kepada korban dengan sebuah kartu yang sederhana.
Jadi harap untuk memperhatikan hal ini dan jangan menerima kartu pada saat anda sendiri atau di jalanan.
Ini juga berlaku untuk orang yang tak dikenal yang datang ke rumah anda dan memberikan kartu nama pada saat menawarkan jasa mereka.
Sebaiknya peringati semua wanita, atau bahkan pria yang anda kenal.
Hampir seketika, wanita tersebut merasa pusing dan kesulitan untuk bernapas. Dia mencoba untuk membuka jendela mobil dan kemudian menyadari bahwa bau tersebut berasal dari tangannya. Tangan yang sama dengan tangan yang ia gunakan pada saat menerima kartu nama dari pria di Pom Bensin tersebut.
Wanita tersebut menyadari bahwa pria di pom bensin tersebut berada tepat di belakang mobilnya dan ia merasa harus melakukan sesuatu pada saat itu juga. Wanita itu kemudian menepi ke jalan masuk rumah yang pertama ia temui dan memencet klakson mobilnya berulang-ulang untuk meminta tolong. Laki-laki yang membuntuti wanita tersebut kemudian melarikan diri tapi wanita tersebut masih merasa sangat pusing setelah beberapa menit sampai akhirnya dia dapat bernapas dengan normal. Sepertinya ada sesuatu yang terdapat pada kartu nama tersebut yang dapat menyakitinya.
Obat ini disebut dengan “Burun Danga” dan ini digunakan oleh orang yang ingin melumpuhkan korbannya untuk mencuri dari korban tersebut atau memanfaatkannya.
Obat ini empat kali lipat lebih ampuh dari date rape drug (sorry ga ketemu terjemahan yang pas) dan dapat ditransfer kepada korban dengan sebuah kartu yang sederhana.
Jadi harap untuk memperhatikan hal ini dan jangan menerima kartu pada saat anda sendiri atau di jalanan.
Ini juga berlaku untuk orang yang tak dikenal yang datang ke rumah anda dan memberikan kartu nama pada saat menawarkan jasa mereka.
Sebaiknya peringati semua wanita, atau bahkan pria yang anda kenal.
ini sagnat menraik
Menuurt sbeauh penilitean di Cmabrigde Uinervtisy, tdaik mejnadi maslaah bgaimanaa urtaun hufur-hufur di dlaam sebauh kaat, ynag palngi pnteing adlaah leatk hruuf partema dan terkhair itu bnaer. Siasnya dpaat brantaaken saam skelai dan kmau maish dpaat mebmacanya tnpaa msaalah. Hal ini kerana oatk masunia tdaik mambeca seitap huurf msaing-msaing, tatepi kaat kesuleruhan.
Manejkubakn naggk?
Beloh diboca utnuk dipretaken..!
Manejkubakn naggk?
Beloh diboca utnuk dipretaken..!
Nenek Pencuri Singkong dan Hakim Mulia
Kasus tahun 2011 lalu di Kabupaten Prabumulih, Sumatra Selatan (Kisah Nyata)
Di ruang sidang pengadilan, hakim MARZUKI duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, dan cucunya lapar. Namun manajer PT Andalas Kertas (Bakrie Grup) tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bag warga lainnya.
Hakim MARZUKI menghela nafas. Dia memutus di luar tuntutan jaksa PU, “Maafkan saya”, katanya sambil memandang nenek itu.
”Saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya mendenda anda Rp 1 juta dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU”.
Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim Marzuki mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang Rp 1 juta ke topi toganya serta berkata kepada hadirin.
‘Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar Rp 50 ribu, sebab menetap di kota ini, yang membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya.
Saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”
Sampai palu diketuk dan hakim MARZUKI meninggalkan ruang sidang, nenek itupun pergi dengan mengantongi uang Rp 3,5 juta, termasuk uang Rp 50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT Andalas Kertas yang tersipu malu karena telah menuntutnya.
Sungguh sayang kisahnya luput dari pers. Kisah ini sungguh menarik sekiranya ada teman yang bisa mendapatkan dokumentasi kisah ini bisa di share di media untuk jadi contoh hakim berhati mulia.
erwin kakattobbi
Di ruang sidang pengadilan, hakim MARZUKI duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, dan cucunya lapar. Namun manajer PT Andalas Kertas (Bakrie Grup) tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bag warga lainnya.
Hakim MARZUKI menghela nafas. Dia memutus di luar tuntutan jaksa PU, “Maafkan saya”, katanya sambil memandang nenek itu.
”Saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya mendenda anda Rp 1 juta dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU”.
Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim Marzuki mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang Rp 1 juta ke topi toganya serta berkata kepada hadirin.
‘Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar Rp 50 ribu, sebab menetap di kota ini, yang membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya.
Saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”
Sampai palu diketuk dan hakim MARZUKI meninggalkan ruang sidang, nenek itupun pergi dengan mengantongi uang Rp 3,5 juta, termasuk uang Rp 50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT Andalas Kertas yang tersipu malu karena telah menuntutnya.
Sungguh sayang kisahnya luput dari pers. Kisah ini sungguh menarik sekiranya ada teman yang bisa mendapatkan dokumentasi kisah ini bisa di share di media untuk jadi contoh hakim berhati mulia.
erwin kakattobbi
Langganan:
Postingan (Atom)